Berdasarkanpilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: D. Memilih sesuai dengan kebudayaan kita. Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban D benar, dan 0 orang setuju jawaban D salah. Sikap kita terhadap datangnya kebudayaan asing adalah memilih sesuai dengan kebudayaan kita. Pembahasan dan Penjelasan
3. Sikap Kristen terhadap sikap Kristen terhadap budaya? Ini merupakan pergumulan yang serius dari orang percaya sepanjang masa. Neibuhr menguraikan bahwa sepanjang sejarah telah diberikan berbagai jawaban yang sangat berlainan terhadap soal perhubungan anatara agama Kristen atau gereja dengan kebudayaan. Pendekatan Neibuhr ini sangat bermanfaat bagi gereja gereja di Indonesia. Dr. J. Verkuy membahas pandangan Neibuhr ini dalam bukunya Etika Kristen dan kebudayaan. Menurut Neibuhr ada lima macam, sikap umat Kristen terhadap kebudayaan antara lain1. Skap Antagonistis Sikap Menentang atau menolakSikap Kristen yang antagonistis adalah sikap yang melihat pertentangan yang tak terdamaikan antara agama dengan kebudayaan. Akibatnya orang Kristen harus menolak dan menyingkirkan kebudayaan dari dalam hidupnya. Sikap seperti ini kita temukan dalam pengajaran Tertulianus. Dia menyerukan Apakah sangkut pautnya Yerusalem dengan Athena?. Ini berarti bahwa antara iman dan kebudayaannya tidak ada hubungan nya. Kebudayaan adalah bersangkut-paut dengan berhala-berhala seperti permainan, tari-tarian, sandiwara, militer dll. Dan semua itu harus di jauhkan dari kehidupan pietis, aliran ini cendurung menganggap bahwa kebudayaan semata-mata sebagai kekuatan iblis. Akibatnya banyak orang Kristen mengungkapkan bahwa segala yang berbau budaya adalah dosa. Mereka menyerukan singkirkanlah kebudayaan, Hal ini dengan jelas kita temukan dalam aliran sanksi jahowa dan juga Sikap Akomodasi dan akomodasi dan kapitulasi berarti menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada. Dengan demikian maka pada hakekatnya agama Kristen sering sekali dikorbankan untuk kepentingan budaya. Beberapa contoh dan tokoh yang mempopulerkannya anatara lain Klemens dari Alexandria dan Orogenes. Mereka pernh menyesuaikan Injil dengan filsafatpluto. Mereka menganjurkan supaya Yerusalem menyesuaikan diri dengan Athena. Ini berarti agar orang Kristen menyesuaikan diri dengan filsafat kafir. a. Pada abad-abad pencerahan di Eropah Aufk-lerungpada zaman ini dan berikut yakni abad ke- I 8, 19 banyak orang Eropah, Amerika yang menyamakan agama Kristen dengan rationalism, humanism dan liberalism. Mereka kurang melihat dosa dalam kebudayaan yang pada waktu itu sangat pesat perkembangan nya. Mereka juga tidak bersifat kritis pada kebudayaan. Mereka tidak tau pada saat itu kebudayaan barat telah rusak oleh sifat coraknya yang rationalistis,materialistis, mantinonistis dan imperialistis.

disediakansebuah kamar yang terbaik di rumah (misalnya, Indonesia). Pada budaya lain, adalah lumrah jika orang tua ditempatkan di panti jompo (misalnya, Amerika Serikat). Budaya mempengaruhi sikap terhadap perbedaan jenis kelamin, peran dan tanggung jawab berdasarkan jenis kelamin, pernikahan, hubungan sosial, dan pekerjaan.

Pandangan Kristen tentang Kebudayaan dan Adat Istiadat di dalamnya Abstract Humans are creatures that cannot live alone and that is why humans must live in groups. Therefore social scientists call humans social beings. Humans also have thoughts, feelings and desires and human thoughts, feelings and wills are used to be able to live in the social, cultural and natural environment. Human thoughts, feelings and will result in the emergence of adaptation strategies for humans, so they can survive in their social, cultural and natural environment. Social sciences experts adopt the adaptation strategy with culture. Therefore, humans are united with their culture or in other words humans cannot live without their culture, including the customs in it. Thus, Christianity must see, understand and treat humans together with the culture and customs that are in it, so that there are no collisions that should not occur. Abstrak Manusia itu adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri dan itu sebabnya manusia itu harus hidup berkelompok. Karena itu para ahli ilmu sosial menyebut manusia sebagai mahluk sosial. Manusia juga memiliki fikiran, perasaan dan kehendak serta fikiran, perasaan dan kehendak manusia itu dipakai agar dapat hidup di lingkungan sosial, budaya dan alamnya. Fikiran, perasaan dan kehendak manusia itu mengakibatkan munculnya strategi adaptasi bagi manusia, sehingga dapat bertahan hidup di lingkungan sosial, budaya dan alamnya. Para ahli ilmu sosial menyebu strategi adaptasi itu dengan kebudayaan. Karena itu, manusia bersatu dengan kebudayaannya atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup tanpa kebudayaannya, termasuk adat istiadat yang ada di dalamnya. Dengan demikian, kekristenan harus melihat, memahami dan memperlakukan manusia bersama-sama dengan kebudayaan dan adat istiadat yang ada di dalamnya, supaya tidak terjadi benturan-benturan yang seharusnya tidak terjadi. References Alkitab, LAI, Jakarta, 1979 TB. Chambers, John - Haskarlianus Pasang. Cara Pandang Kristen. Langham, Bogor, 2015 Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2010 Kuiper, Arie de. Missiologia. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2010 Koentjaraningrat ed. Manusia dan kebudayaan di Indonesia Djambatan, Jakarta, 2002. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Djambatan, Jakarta, edisi revisi 2009 Mauludi, Sahrul ed. Penyerbukan Silang Antarbudaya Membangun Manusia Indonesia. Kompas Gramedia, Jakarta, 2015. Milne, Bruce. Mengenal Kebenaran. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009 Pasha, Musthafa Kamal. Pancasila Dalam Tinjauan Historis, Yuridis dan Filosofis. Citra Karsa mandiri, Yogyakarta, 2005 Ranjabar. Jakobus. Perubahan Sosial Teori-teori dan Prosse Perubahan Sosial Serta Teori Pembangun. Alfabeta, Bandung, 2015 Sumarsono, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia, Jakarta, 2015 DOI Refbacks There are currently no refbacks. SOTIRIA Jurnal Theologia dan Pendidikan Agama Kristen is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International on a work at telah terindeks pada situse-ISSN 2685-3493p-ISSN 2685-354XCopyright© SOTIRIA Jurnal Theologia dan Pendidikan Agama Kristen, 2019. All Rights Reserved. Jawaban A. bangga dengan kekayaan budaya bangsa. Menurut Variansi.com, sikap yang tepat terhadap kekayaan budaya tersebut adalah bangga dengan kekayaan budaya bangsa. Secara singkat, jawaban dari pertanyaan Sikap yang tepat terhadap kekayaan budaya tersebut adalah? tidak ada penjelasan pembahasannya. Namun, saya bisa memberikan kepastian bahwa Studi tentang Kekristenan dunia dimulai dengan premis dasar bahwa Kekristenan adalah, dan sejak awal telah menjadi, agama lintas budaya dan beragam tanpa ekspresi dominan tunggal. Sepanjang sejarah, semua orang Kristen telah hidup dalam konteks budaya tertentu, yang mereka miliki, dalam derajat yang berbeda-beda, dipeluk dan ditolak. Terlepas dari sikap positif atau negatif terhadap budaya sekitarnya, semua orang Kristen harus menanggapi konteks sekitarnya. Dalam umat Kristiani dengan banyak dan beragam tanggapan itulah Kekristenan memperoleh tekstur multi-budaya dan polivokal yang unik sebagai agama dunia. Orang-orang Kristen yang memeluk budaya sekitarnya menggunakan bahasa, musik, bentuk seni, dan ritual asli sebagai sumber daya yang kuat untuk tujuan mereka sendiri. Umat ​​Kristen memiliki sejarah mengambil apa yang bukan Kristen, dan kemudian mengisinya dengan makna Kristen. Ada contoh klasiknya Umat Kristen mewarisi jubah Romawi dan pohon Natal Jerman. Namun bahkan pada tingkat yang lebih dasar, orang Kristen meminjam bahasa pra-Kristen dan menggunakannya untuk tujuan Kristen. Yesus tidak berbicara bahasa Yunani, Latin, atau Inggris, namun masing-masing bahasa tersebut telah digunakan untuk menceritakan kisahnya dan mengajarkan pesannya. Ketika agama Kristen terus menemukan rumah dalam pengaturan budaya baru, orang Kristen terus meminjam bahasa dan budaya baru untuk menceritakan kisah Yesus. Bagi orang-orang Kristen yang mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati terhadap budaya sekitarnya, pesan mereka akan menjadi salah satu peringatan. Namun demikian, reaksi terhadap budaya bisa sama kuatnya dengan pembentukan identitas seperti halnya budaya penerima. Jadi, orang Kristen sepanjang waktu menentang alkohol, poligami, perceraian, aborsi, dan banyak sekali masalah lainnya. Secara alami, fakta bahwa Kekristenan adalah polivokal dan multikultural mengarah pada banyak jawaban berbeda vis-à-vis budaya. Beberapa orang Kristen mungkin menolak praktik tertentu sementara yang lain dengan senang hati menerimanya. Perdebatan tentang etika dan praktik bersifat intrinsik dalam sifat multikultural agama Kristen. Oleh karena itu, para Yesuit tidak melihat ada salahnya orang-orang Cina yang pindah agama menghormati leluhur mereka, sementara para Domincan dan Fransiskan menyebutnya penyembahan berhala. Para misionaris Barat di Afrika lebih sering daripada tidak secara tegas menentang poligami, sementara para pemimpin Gereja adat kadang-kadang lebih bersedia untuk menerima kemungkinan itu. Di dunia saat ini, pertanyaan tentang gender dan seksualitas memicu perdebatan di antara orang Kristen lintas budaya. Namun ini tidak berarti bahwa Kekristenan tidak memiliki inti dan sepenuhnya ditentukan oleh budaya sekitarnya. Sebaliknya, di pusat Kekristenan Dunia adalah sebuah cerita. Ini adalah kisah tentang hubungan antara Tuhan dan dunia, seperti yang diceritakan melalui lensa Yesus Kristus. Teladan, pengaruh, dan realitas Yesus telah memberikan titik temu bagi semua tradisi Kristen. Generasi Kristen di seluruh dunia telah diliputi oleh pertanyaan, “siapakah Yesus?” Dan juga “apa arti hidupnya bagi kita?” Umat ​​Kristen lintas budaya juga berbagi berbagai ritual — baptisan, Perjamuan Tuhan, berkumpul untuk beribadah, dan membaca serta merenungkan kitab suci. Kunjungi Blog Sponspor Kami Jadi, studi tentang Kekristenan dunia mempertanyakan apa yang membuat orang Kristen unik sebagai kelompok individu dan koheren secara keseluruhan. Ini berusaha untuk memahami penyebab perpecahan dan konflik baik di dalam komunitas Kristen dan juga dengan dunia yang lebih luas. Ketika orang Kristen menjadi semakin sadar akan perbedaan budaya mereka, studi tentang Kekristenan Dunia akan menyediakan alat untuk menavigasi keanekaragaman. Ini juga, mudah-mudahan, akan memberikan ruang dan platform untuk mendiskusikan perbedaan kita dan menemukan kesamaan. . 190 420 20 55 303 197 138 117

sikap kristen terhadap kebudayaan yang tepat adalah